HINDUALUKTA -- Kerajaan Tarumanegara merupakan sebuah kerajaan Hindu yang dibangun pada 358 M. Kerajaan ini tercatat dalam sejarah sebagai salah satu kerajaan pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Adapun raja-raja dari Tarumanegara adalah sebagai berikut:
1. Linggawarman
Dalam Naskah Wangsakerta, Linggawarman adalah raja terakhir Tarumanagara. Pada tahun 669, Linggawarman digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapunta Hyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya.
Tarusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa menggantikan mertuanya menjadi penguasa Tarumanagara yang ke-13. Karena pamor Tarumanagara pada zamannya sudah sangat menurun, ia ingin mengembalikan keharuman zaman Purnawarman yang berkedudukan di purasaba (ibukota) Sundapura.
Dalam tahun 670 ia mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa ini dijadikan alasan oleh Wretikandayun, cicit Manikmaya, pendiri Kerajaan Galuh, untuk memisahkan negaranya dari kekuasaan Tarusbawa.
2. Jayasingawarman
Jayasingawarman adalah pendiri Kerajaan Tarumanagara yang memerintah antara 358 – 382. Ia adalah seorang maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada. Ia adalah menantu Raja Dewawarman VIII dan dipusarakan di tepi kali Gomati (Bekasi).
Pada masa kekuasaannya, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumangara. RAJATAPURA atau SALAKANEGARA (kota Perak), yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada, Pandeglang. Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII).
3. Dharmayawarman
Dharmayawarman adalah raja kedua Kerajaan Tarumanagara yang memerintah antara 382 – 395. Ia adalah anak dari Purnawarman. Ia dipusarakan di tepi kali Candrabaga. Namanya hanya tercantum dalam Naskah Wangsakerta.
4. Purnawarman
Purnawarman (Purnavarmman) adalah raja yang tertera pada beberapa prasasti pada abad V. Ia menjadi raja di Kerajaan Tarumanagara. Ia mengidentifikasikan dirinya dengan Wisnu.
Di Naskah Wangsakerta, Purnawarman adalah raja ketiga Kerajaan Tarumanagara yang memerintah antara 395 – 434. Ia membangun ibu kota kerajaan baru dalam tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai dan dinamainya "Sundapura". Nama Sunda mulai digunakan oleh Maharaja Purnawarman dalam tahun 397 untuk menyebut ibu kota kerajaan yang didirikannya.
Di naskah Wangsakerta juga disebutkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada, Pandeglang) sampai ke Purwalingga (sekarang Purbalingga) di Jawa Tengah. [1] Secara tradisional Cipamali (Kali Brebes) memang dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Barat pada masa silam.
5. Suryawarman
Suryawarman (meninggal 561) ialah raja Kerajaan Tarumanagara yang ketujuh. Setelah ayahnya Candrawarman yang meninggal pada tahun 535 dan memerintah selama 26 tahun antara tahun-tahun 535 - 561.
Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Pada tahun 526 M, misalnya, Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut.
Putera tokoh Manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di Ibukota Tarumangara dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara.
Perkembangan daerah timur menjadi lebih berkembang ketika cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh pada tahun 612 M.
6. Kertawarman
Kertawarman (maut 628) ialah raja Kerajaan Tarumanagara yang kelapan. Baginda mewarisi bapanya, Suryawarman, yang mangkat pada tahun 561 dan memerintah selama 67 tahun antara tahun-tahun 561 - 628.
Skandal besar terjadi pada masa Raja ke 8. Kertawarman menikahi Setyawati dari golongan sudra. Keadaan bertambah rumit karena Setyawati berpura pura hamil, padahal Kertawarman diketahui mandul. Untuk menutupi skandal ini sang Raja mengangkat anak angkat, Brajagiri, dari golongan sudra juga. Manuver yang gagal, karena suasana kerajaan memanas. Namun sampai akhir hayatnya, Kertawarman tetap menjadi raja.
Kertawarman kemudian digantikan oleh adiknya, Sudhawarman. Sudhawarman digantikan anaknya, Hariwangsawarman, yang beribu India, dan dibesarkan di kerajaan Palawa. Didikan India menjadikannya keras dalam memegang aturan kasta. Sehingga Brajagiri yang saat itu memegang jabatan senapati diturunkan pangkatnya menjadi penjaga gerbang keraton. Brajagiri yang sakit hati kemudian membunuh Hariwangsawarman. Tragedi kembali menyelimuti Tarumanagara.
Kertawarman merasa dirinya mandul, tahta Kerajaan diwariskan kepada adiknya Prabu Sudhawarman padahal sesungguhnya tanpa disadari sempat memiliki keturunan dari anak seorang pencari kayu bakar (wang amet samidha) Ki Prangdami bersama istrinya Nyi Sembada tinggal di dekat Hutan Sancang di tepi Sungai Cikaengan Pesisir Pantai selatan Garut. Putrinya Setiawati dinikahi Kertawarman yang hanya digaulinya selama sepuluh hari, setelah itu ditinggalkan (dan mungkin dilupakan).
Setiawati merasa dirinya dari kasta sundra, tidak mampu menuntut kepada suaminya seorang Maharaja, ketika mengandung berita kehamilannya tidak pernah dilaporkan kepada suaminya hingga melahirkan anak laki-laki yang ketika melahirkan meninggal dunia. Anaknya oleh Ki Parangdami dipanggil Rakeyan mengingat keturunan seorang Raja, kelak Rakeyan dari Sancang itu pada usia 50 tahun pergi ke tanah suci hanya untuk menjajal kemampuan “kanuragan” Syaidina Ali bin Abi Thalib (599 -661) yang dikabarkan memiliki kesaktian ilmu perang/ ilmu berkelahi yang tinggi.
Rakeyan Sancang (lahir 591 M) putra Raja Kertawarman (Kerajaan Tarumanagara 561 – 618 M). Rakeyan Sancang inilah yang sering dirancukan dengan putra Sri Baduga Maharaja, yaitu Raja Sangara, yang menurut Babad Godog terkenal dengan sebutan Prabu Kiansantang atau Sunan Rohmat Suci.
Tidak terdapat banyak maklumat tentang Kertawarman. Namanya hanya tercantum dalam Naskhah Wangsakerta. Baginda mangkat pada tahun 628 dan diwarisi oleh puteranya, Sudhawarman .
Informasi Lain Tentang Raja-Raja Kerajaan Tarumanegara Yang Pernah Berkuasa
Walaupun pada pembahasan di atas dijelaskan bahwa ada enam raja Tarumanegara yang pernah berkuasa, tetapi sumber lain menjelaskan bahwa terdapat 12 dan bahkan ada yang mengatakan 13 raja yang pernah memimpin kerajaan Tarumanega antara lain:
12 Raja Tarumanegara dan Tahun Kepemimpinannya
Informasi Lain Tentang Raja-Raja Kerajaan Tarumanegara Yang Pernah Berkuasa
Walaupun pada pembahasan di atas dijelaskan bahwa ada enam raja Tarumanegara yang pernah berkuasa, tetapi sumber lain menjelaskan bahwa terdapat 12 dan bahkan ada yang mengatakan 13 raja yang pernah memimpin kerajaan Tarumanega antara lain:
12 Raja Tarumanegara dan Tahun Kepemimpinannya
- Jayasingawarman Memimpin pada Tahun 358 sampai 382 Masehi
- Dharmayawarman Memimpin pada Tahun 382 sampai 395 Masehi
- Purnawarman Memimpin pada Tahun 395 sampai 434 Masehi
- Wisnuwarman Memimpin pada Tahun 434 sampai 455 Masehi
- Indrawarman Memimpin pada Tahun 455 sampai 515 Masehi
- Candrawarman Memimpin pada Tahun 515 sampai 535 Masehi
- Suryawarman Memimpin pada Tahun 535 sampai 561 Masehi
- Kertawarman Memimpin pada Tahun 561 sampai 628 Masehi
- Sudhawarman Memimpin pada Tahun 628 sampai 639 Masehi
- Hariwangsawarman Memimpin pada Tahun 639 sampai 640 Masehi
- Nagajayawarman Memimpin pada Tahun 640 sampai 666 Masehi
- Linggawarman Memimpin pada Tahun 666 sampai 669 Masehi
13 Raja Yang Pernah Memimpin Kerajaan Tarumanegara
- Sri Baginda Maha Raja Diraja Guru Jaya Singa Warman Jagat Pati/Manik Maya
- Sri Baginda Maha Raja Resi Prabu Darmansyah Warman Jagat Pati.
- Sri Baginda Maha Raja Purnawarman/Raja Resi Dewa Raja/Bima Prakarma Sang Iswara Digwijaya Surya Maha Purusa Jagat Pati/Sang Hyang Bhatara Surya.
- Sri Baginda Maha Raja Surya Warman Jagat Pati /Kamajaya.
- Sri Baginda Maha Raja Wisnu Warman Jagat Pati/Raja Resi Dewa Raja Ke 2.
- Sri Baginda Maha Raja Indra Warman Jagat Pati/Raga Sakti.
- Sri Baginda Maha Raja Candra Warman Jagat Pati/Pangeran Rama Jaksa Patikusuma.
- Sri Baginda Maha Raja Samba Warwan Jagat Pati/Pangeran Sanggabasah.
- Sri Baginda Maha Raja Prabu Kerta Warman Jagat Pati.
- Sri Baginda Maha Raja Satapa Suda Warman Jagat Pati/Bhatara Brahma.
- Sri Baginda Maha Raja Murti Warman/Dewa Murti Warman Jagat Pati.
- Sri Baginda Maha Raja Prabu Naga Jaya Warman Dharma Satya Cipu Jaga Satru.
- Sri Baginda Maha Raja Resi Guru Lingga Warman Padma Hariswangsa Panunggalan Tirtabhumi/Pengeran Lingga Kusuma Yudha
Nah demikianlah raja-raja kerajaan Tarumanegara yang pernah naik tahta menjadi pemimpin kerajaan Tarumanegara. Demikian artikel ini semoga bermanfaat.
0 Komentar