Suku Toraja adalah  suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Barat, Indonesia. Mereka tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Aluk To Dolo (Hindu), namun saat ini kebanyakan masyarakatnya sudah berali keagama Kristen. Sementara sebagian menganut Islam.

Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.

Kepercayaan mereka diturunkan secara lisan, turun-temurun, dan mengikat kehidupan sehari-hari. Namun, warga mematuhi aturan itu dan rela menjalani hukuman jika ketahuan melanggar. Penganut Aluk Todolo wajib menyembah dan memuliakan leluhurnya yang diwujudkan dalam berbagai bentuk dan sikap hidup serta ungkapan ritual.

“Penganut Aluk Todolo relatif terbuka terhadap modernisasi dan dunia luar. Mereka meyakini, aturan yang dibuat leluhurnya akan memberikan rasa aman, mendamaikan, menyejahterakan, serta memberi kemakmuran warga”, kata Lolong salah satu warga yang tinggal di Sikuku, Desa Rippung, Sulawesi Barat. 

Penganut Aluk Todolo menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. Mereka begitu tegas menerapkan aturan leluhur. Jika ada warga yang melakukan hal yang diluar aturan, maka mereka akan diberi sangsi. Bila ada warga yang melakukan hal yang melanggar adat maka biasanya mendapatkan malapetaka, misalnya gagal panen. 


Penegakan aturan itu begitu ketat dalam pelaksanaan pa’tomatean. Saat acara pa’tomatean biasanya keluarga dari orang yang meninggal tidak boleh memakan nasi, melainkan makanan yang terbuat dari ubi atau jagung. Pa’tomatean merupakan hal yang sangat penting untuk dihadiri bagi keluarga yang masih menganut Aluk Todolo. Biasanya Bila ada keluarga yang tidak sempat datang keacara tersebut akan melakukan acara tersendiri dirumahnya (Sembayang).

Aluk Todolo memiliki hari suci tertentu, hampir setiap daerah memiliki tradisi tersendiri dalam melakukan penyembahan kepada Dewata (Tuhan). Aluk Todolo, khususnya di Sikuku (Adat Messawa) memiliki hari raya Suci yang disebut ‘Manuk Appa’, di mana hanya diperingati dua kali setahun. 

Pelaksanaan ‘Manuk Appa’ di peringati di hari-hari yang dianggap suci oleh pemangku (Tom Mammang). Peringatan ‘Manuk Appa’ di laksanakan ditempat yang dikenal dengan masyarakat setempat dengan nama “Pemalaran”. Pemalaran merupakan tempat terbuka yang sudah di anggab Suci masyarakat penganut “Aluk Todolo”.


Aluk Todolo adalah kepercayaan masyarakat Mamasa sebelum agama samawi masuk ke daerah itu. Aluk berarti ‘aturan’, todolo berarti ‘nenek moyang’. 


Nah demikianlah sekilas tentang Hindu Alok Todolo yang ada di Toraja Sulawesi Barat Mamasa dan sekitarnya…….Semoga bermanfaat bagi saudara. (Saleppang)