Temuan sejumlah lukisan gua tertua dunia di pulau Sulawesi mengubah paradigma awal yang menyatakan bahwa bangsa Eropa adalah bangsa pertama yang menciptakan lukisan purba.

Tim ilmuwan tersebut menemukan 12 stensil tangan dan dua lukisan figuratif binatang di tujuh situs gua di atas bebatuan kapur di menara bukit kapur di barat daya Sulawesi, dengan gambar tertua (sebuah stensil tangan) berumur setidaknya 40.000 tahun.

Salah satu penulis di jurnal Nature, Thomas Sutikna, yang merampungkan gelar PhD-nya di Sekolah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Lingkungan UOW, adalah salah satu ilmuwan yang mengungkap spesies manusia cebol yang diberi nama “Hobbit” sepuluh tahun lalu.

Dia menyatakan temuan-temuan baru ini memegang peranan penting untuk teori evolusi manusia. “Lukisan purba adalah salah satu indikator pemikiran abstrak – permulaan dari kehadiran umat manusia di bumi seperti yang kita tahu,” ujarnya.

“Bangsa Eropa tidak lagi bisa secara eksklusif mengklaim kalau mereka adalah bangsa yang pertama mengembangkan pemikiran abstrak. Berkat penemuan ini, mereka harus mau mengakui bahwa ada bangsa lain, para penduduk awal pulau Sulawesi, yang juga membuat lukisan purba di waktu yang tidak terlalu berbeda dengan mereka,” ujar Dr. Dosseto, salah satu anggota tim penulis.

Sutikna mengatakan temuan tersebut menunjukan kalau seni figuratif bisa saja menjadi bagian dari khasanah kultural dari nenek moyang bangsa Indonesia – manusia modern pertama yang mencapai kawasan ini lebih dari 40.000 tahun yang lalu.


Lukisan Gua Maros berupa Babirusa, Anoa, Burung, Perahu dan Garis-garis abstrak dibuat oleh Homo Sapiens (baca)