Ketika atma memasuki bagian gelap dari alam Antarabhava, ada beberapan kemungkinan buruk yang tentu tidak diharapkan terjadi, yaitu :
1. Atma terjebak di alam antarabhava, Kemungkinan buruk pertama yang tidak diharapkan untuk terjadi ketika melintasi alam antarabhava ini, sang atma tidak dapat menyeberangi alam antarabhava, untuk kemudian terjebak atau menyangkut di alam ini. Sebab kalau terjebak [bingung mencari jalan] di alam Antarabhava ini akan sangat sulit untuk bisa keluar. Ini adalah kemungkinan yang sangat buruk. Dalam kejadian yang fatal, atma bisa terjebak disini selama ribuan tahun dan mengalami kesengsaraan luar biasa.
2. Atma bingung dan tersesat di alam antarabhava, terjerumus ke alam bawah, Menyeberangi alam antarabhava melalui kegelapan pekat ini atma akan mendengar berbagai suara-suara mengerikan. Suara-suara seolah-olah dia akan dicincang, disiksa, dibunuh, dsb-nya. Dia juga akan dikejar-kejar oleh suara gemuruh seperti gelegar ribuan petir, suara air bah dan berbagai suara-suara
mengerikan lainnya yang seolah-olah mengejar dia. Pengalaman ini sangat menakutkan, yang membuat atma lari kesana kemari tanpa arah dengan rasa takut dan sedih yang luar biasa.
Atma akan terseret oleh arus emosi dan perasaan seperti rasa bersalah, rasa sedih, rasa takut, rasa marah, rasa tidak rela, dsb-nya. Bathinnya kacau dan tidak tenang-seimbang dalam perjalanan menyeberangi alam Antarabhava ini. Akibatnya sang atma bingung dan tersesat, perjalanannya kacau tidak tahu jalan, untuk kemudian terseret arus karma dan samskara yang membawanya memasuki alam-alam bawah atau Bhur Loka.
Ini terjadi disebabkan oleh dua penyebab utama, yaitu pertama samskara [kecenderungan pikiran] seseorang di saat-saat akhir menjelang kematian tidak baik, seperti menyambut kematian dengan rasa takut, rasa marah, rasa benci, rasa sedih, rasa sengsara, dsb-nya. Dan kedua karena akumulasi karma baiknya semasih hidup kurang atau tidak mencukupi, justru malahan karma buruknya
yang jumlahnya menumpuk.
Bila atma terseret arus karma dan samskara yang membawanya memasuki alam-alam bawah atau Bhur Loka, maka atma akan berubah bentuknya ke dalam wujud fisik dan identitas yang baru, yang tentu saja umumnya buruk dan mengerikan. Dengan perjalanan seperti inilah maka atma akan menjadi penghuni alam-alam bawah. Kalau sudah terjerumus masuk ke alam-alam bawah, umumnya akan melewati jangka waktu sangat panjang untuk bisa naik kembali dalam kelahiran sebagai manusia.
Ini adalah kemungkinan yang sangat buruk. Atma pasti akan terjepit oleh kebingungan dan kesengsaraan yang berat. Dalam keadaan yang seperti itu kebodohan [avidya] dan ketersesatan kesadaran [acetana] akan semakin bertambah. Akan semakin sulit bertemu jalan suci dharma, semakin sulit bertemu pengetahuan sejati, tidak paham akan hukum sebab-akibat, terseret habis oleh akumulasi karma buruknya dan semakin tenggelam dalam kesengsaraan di dalam siklus samsara. Sangat sulit untuk keluar.
3. Atma ditarik masuk alam-alam bawah dan menjadi budak, Ini adalah kemungkinan yang sama sebagaimana sudah ada dijelaskan sebelumnya. Kalau kita tinggal di tempat dimana ajaran Shiwa atau Tantra sangat lemah, sehingga banyak ada mahluk-mahluk alam bawah liar yang tidak mendapat tempat yang layak atau tidak diseberangkan, maka ada kemungkinan buruk yang tidak diharapkan. Ketika atma menjadi melintasi bagian gelap alam antarabhava dia ditarik masuk alam-alam bawah, ditangkap dan diperbudak oleh mahluk-mahluk alam bawah yang memiliki kelebihan dalam kekuatan
suprtanatural.
4. Atma takut dan tidak sabar di alam antarabhava, terjerumus ke dalam kelahiran kembali sebagai hewan [binatang], Menyeberangi alam antarabhava melalui kegelapan pekat ini atma akan mendengar berbagai suara-suara mengerikan, yang membuat atma lari kesana kemari tanpa arah dengan rasa takut dan sedih yang luar biasa. Atma akan terseret oleh berbagai hantaman arus emosi dan perasaan. Dia juga sangat bingung karena tidak memiliki badan fisik lagi. Dia sangatmerindukan
badan fisik. Dia sangat tidak sabar untuk mencari tubuh baru untuk terlahir kembali. Akibatnya sang atma kemudian demikian bernafsu untuk keluar dari keadaan ini, lalu terseret arus karma dan samskara yang membawanya terlahir kembali sebagai hewan [binatang].
Ini terjadi disebabkan oleh tiga penyebab utama, yaitu pertama samskara [kecenderungan pikiran] seseorang di saat-saat akhir menjelang kematian tidak baik, seperti menyambut kematian dengan rasa takut, rasa marah, rasa benci, rasa sedih, rasa sengsara, dsb-nya. Kedua karena dia terikat sangat kuat dengan badan fisik selama kehidupannya. Dan ketiga karena akumulasi karma baiknya semasih hidup kurang atau tidak mencukupi, justru malahan karma buruknya yang jumlahnya menumpuk.
Kalau sudah terjerumus dalam kelahiran sebagai binatang, umumnya sangat sulit untuk bisa naik kembali dalam kelahiran sebagai manusia. Ini adalah kemungkinan yang paling sangat buruk. Atma pasti akan terjepit oleh kebingungan dan kesengsaraan yang berat. Dalam keadaan yang seperti itu kebodohan [avidya] dan ketersesatan kesadaran [acetana] akan semakin bertambah. Akan semakin sulit bertemu jalan suci dharma, semakin sulit bertemu pengetahuan sejati, tidak paham akan hukum sebab-akibat, terseret habis oleh akumulasi karma buruknya dan semakin tenggelam dalam kesengsaraan di dalam siklus samsara. Sangat sulit untuk keluar.
Bagaimana ini dapat terjadi tentunya sangat erat kaitannya dengan akumulasi karma masing-masing orang, yang bermuara menjadi ayusya karma, yaitu karma seseorang yang akan menjadi penentu ke alam mana atma seseorang akan terbawa pergi setelah dijemput kematian. Sehingga sekali lagi perlu ditekankan, semasih kita semua hidup sebagai manusia hendaknya membina diri meningkatkan kesadaran, memurnikan bathin, menumbuhkan sifat welas asih tanpa syarat, serta banyak-banyak melakukan kebaikan dan kebaikan. Karena itu semuanya yang akan menentukan perjalanan kita di alam kematian.
0 Komentar