Di dalam ajaran Hindu Dharma disebutkan bahwa eksistensi atau keberadaan kita sebagai manusia sesungguhnya ada dalam berbagai lapisan badan, yang merupakan wahana bagi atma di dalam mengarungi siklus samsara.

Brahmande api asti yat kincit tat pinde asti sarvatho, apa yang ada di dalam semesta [bhuwana agung] juga ada dalam diri kita [bhuwana alit]. Bisa dipahami bahwa sesungguhnya diri kita sebagai manusia ini sangat kompleks, tidak sesederhana apa yang hanya bisa dilihat oleh mata biasa. Karena avidya [kebodohan] seringkali kita mengidentikkan diri kita sebagai “aku” atau seorang manusia.

Mengidentikkan diri kita sebagai sebagai pikiran dan perasaan. Serta mengidentikkan diri sebagai sebagai badan fisik ini. Padahal sesungguhnya tidak sesempit dan sedangkal itu. Keseluruhan alam semesta ini adalah Purusha dan Prakriti. Dalam konteks manusia [bhuwana alit], Prakriti adalah lapisan-lapisan badan yang membungkus kesadaran murni [Purusha atau Atman]. Dimana perpaduan keduanya membentuk dua jenis wahana atau badan, yaitu badan fisik dan badan pikiran.

Badan fisik mudah kita ketahui. Tapi badan-badan pikiran kita berada pada alam yang lebih halus, tidak bisa kita lihat dan rasakan dengan indriya badan fisik kita, sehingga kita tidak memperhatikannya. Sebagaimana termuat dalam Taittriya Upanishad dan buku-buku suci Hindu
lainnya, atman [kesadaran murni] dibungkus oleh lima lapisan badan yang terbentuk dari lima jenis energi-materi dan energi-kesadaran, yang disebut dengan Panca Maya Kosha. Lima lapisan badan ini sebagai wahana atma dalam siklus samsara, yaitu :

1. Annamaya Kosha – lapisan badan yang tersusun dari energi sari-sari makanan.
2. Pranamaya Kosha – lapisan badan yang tersusun dari energi prana, yaitu samudera besar energi pembentuk kehidupan yang ada di semua penjuru alam semesta.
3. Manomaya Kosha – lapisan badan yang tersusun dari energi pikiran biasa.
4. Vijnanamaya Kosha – lapisan badan yang tersusun dari energi pikiran yang halus dan sadar.
5. Anandamaya Kosha – lapisan badan yang tersusun dari energi alam semesta yang transenden.

Ini berarti dilihat dari energi pembentuknya, manusia terdiri dari lima lapisan badan disertai beberapa sub-lapisan badan yang membungkus atman [kesadaran murni]. Lapisan-lapisan badan kita ini secara fisikal tidak merupakan satu kesatuan, tapi saling terkunci dan terkait kuat dalam lapisan-lapisannya. Yang kalau dicarikan analoginya persis seperti lapisan-lapisan bawang. Masing-masing bekerja dan berfungsi secara bersama-sama dalam kesadaran kita sehari-hari. Lapisan-lapisan badan ini disebut kosha dan sarira. Kosha dalam bahasa sansekerta berarti "lapisan". Sarira dalam bahasa sansekerta berarti "sesuatu yang gampang terurai” atau “sesuatu yang mudah lenyap” atau “sesuatu yang sifatnya sementara atau tidak abadi".

1. ANNAMAYA KOSHA

Annamaya kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi sari-sari makanan. Terdiri dari dua sub-lapisan, yaitu sthula sarira dan linga sarira.

- Sthula Sarira

Sthula sarira adalah badan fisik kita sebagaimana yang bisa kita lihat secara paling nyata saat ini. Wujud dari sthula sarira adalah tubuh kita yang telanjang bulat. Bagi kebanyakan manusia umumnya lapisan badan ini adalah satu-satunya badan yang dia kenali dalam kelahiran sebagai manusia di alam marcapada. Sehingga umumnya sangat melekat dengan badan fisik ini, seperti badan fisik ini dapat menyebabkan rasa minder, rasa tidak percaya diri, rasa sombong, rasa sedih, rasa malu, dsb-nya. Tidak sadar bahwa ada banyak lapisan-lapisan badan lainnya. Tidak sadar bahwa badan fisik ini sangat sementara dan sangat tidak kekal.

Dalam siklus samsara, dalam kelahiran-kelahiran sebelumnya kita sebenarnya sudah pernah menggunakan jutaan sthula sarira atau badan fisik yang berbeda-beda. Sifat badan ini adalah yang paling sangat tidak kekal dan penuh kepalsuan. Lapisan badan ini akan mengalami pralina [badan fisik ini otomatis terurai] dengan sendirinya ketika saat kematian tiba Karena itu banyak satguru yang memberi nasehat, sadari kalau diri kita yang sejati bukanlah badan fisik ini. Karena badan fisik kita ini sangat sementara dan sangat tidak kekal.

- Linga Sarira

Linga Sarira adalah lapisan badan fisik kita yang lebih halus. Bentuknya identik dengan badan fisik kita yang kasat mata. Hanya saja badan fisik yang lebih halus ini bagi kebanyakan manusia tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Linga sarira adalah badan fisik halus yang digunakan untuk bergentayangan sebagai “hantu” di alam halus dari alam marcapada [mrtya loka] disaat kematian terjadi. Kalau ada diantara kita ada yang mata bathinnya terbuka akan bisa linga sarira ini sebagai "hantu" dari orang yang sudah meninggal.

Sebenarnya yang dilihat adalah linga sarira dari orang yang sudah meninggal tersebut. Linga sarira ini biasanya diselimuti warna agak keungu-unguan. Umumnya linga sarira akan perlahan-lahan terurai secara bersamaan dengan terurainya sthula sarira [badan fisik] kita. Akan tetapi hal itu hanya secara umum saja, karena tidak mutlak terjadi seperti itu. Terdapat berbagai kemungkinan lain tentang pralina dari linga sarira atau “hantu” ini, seperti misalnya :

1. Bagi mereka yang sudah maju secara spiritual [bathinnya bersih, tenangseimbang dan menyambut kematian dengan damai sempurna], tidak melekat dengan keduniawian, sehingga berhasil masuk alam-alam suci saat kematian tiba, maka linga sarira-nya akan langsung mengalami pralina tanpa perlu menunggu sthula sarira [badan fisik]-nya terurai.
2. Sebaliknya bagi mereka yang lumpur kekotoran bathinnya banyak, keterikatan duniawi-nya begitu kuat [sehingga dia belum rela meninggalkan dunia ini], sehingga demikian melekat dengan badan fisik atau kehidupan duniawi, linga sarira-nya bisa lama bergentayangan sebagai “hantu” walaupun sthula sarira [badan fisik]-nya sudah habis terurai.
3. Kemudahan bagi orang yang meninggal karena di-kremasi [pembakaran mayat] dan di-upakarai dengan baik. Dengan peleburan [pembakaran] sthula sarira atau badan fisik akan menyebabkan badan fisik secepatnya terurai kembali menjadi lima elemen dasar materi [panca maha bhuta] yang membentuknya. Disertai dengan upakara yang baik, akan membuat diikuti dengan terurainya linga
sarira. Sehingga seseorang tidak akan perlu lama-lama bergentayangan menjadi "hantu” dengan linga sarira.

2. PRANAMAYA KOSHA

Alam semesta ini diselimuti oleh samudera besar energi pemberi kehidupan yang disebut energi prana. Pranamaya kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi prana, yaitu energi yang memberikan gerak kehidupan kepada badan fisik kita. Setiap organisme, mulai yang terkecil [mikroba] s/d yang terbesar, saat punarbhawa [kelahiran kembali], menarik ke dalam dirinya sendiri energi prana dari samudera energi prana alam semesta ini. Kekuatan kehidupan [prana] yang terdapat di dalam diri kita sebagai lapisan badan inilah yang disebut dengan pranamaya kosha.

Wujud dari pranamaya kosha adalah kemilau warna keemasan. Saat kematian datang, lapisan badan ini dengan sendirinya akan keluar dari badan dan kembali kepada samudera energi prana alam semesta. Di dalam lapisan badan pranamaya kosha kita [tidak bisa kita lihat dengan mata biasa] terdapat jutaan dan jutaan noktah-noktah kecil [laksana debu] energi prana atau energi kehidupan yang berputar dan berpusat pada apa yang disebut sebagai chakra. Chakra dalam bahasa sansekerta berarti roda berputar, karena energi ini berputar dan bentuknya cenderung bulat seperti roda. Melalui jejaring saluran-saluran energi prana yang disebut nadi, setiap chakra ini terhubung satu sama lain dan mempengaruhi seluruh lapisan-lapisan tubuh kita. Terkait jejaring energi prana dalam pranamaya kosha, terdapat hal-hal mendasar yang perlu dijelaskan terlebih dahulu, yaitu :

1. Nadi adalah jejaring saluran-saluran energi prana. Jumlahnya ada 72.000 nadi. Seluruh nadi bermula dari kanda, daerah diatas chakra muladhara. Diantaranya terdapat 14 nadi yang penting, tapi yang terpenting ada 3 yaitu Ida, Pingala dan Sushumna. Ida adalah saluran kiri, energi feminim yang
dingin. Pingala adalah saluran kanan, saluran maskulin yang panas. Sushumna adalah saluran tengah.

2. Chakra adalah titik pusat-pusat energi prana yang berada sepanjang shusumna [letaknya pada poros tulang belakang]. Dalam lapisan tubuh prana kita terdapat ribuan chakra mikro, 114 chakra kecil dan 7 chakra utama. Ke-tujuh chakra utama ini masing-masing terkait erat dengan pikiran, emosi, kesehatan dan dinamika perilaku kita dalam kehidupan kita sehari-hari.

3. Granthi adalah tiga simpul energi penghalang yang terletak di sepanjang sushumna, yaitu : Brahma Granthi, Vishnu Granthi dan Rudra Granthi.

4. Kundalini adalah api energi berupa gulungan yang terletak pada chakra muladhara [chakra dasar], pada titik antara kemaluan dan anus.

Tujuh chakra utama

Ada ribuan chakra di dalam lapisan badan pranamaya kosha kita, akan tetapi yang disebut sebagai chakra utama jumlahnya ada tujuh. Masing-masing chakra ini berbentuk seperti bunga teratai dengan warna-warni yang berbeda, dan masing-masing mempunyai fungsi dan efek masing-masing. Ketujuh chakra tersebut adalah :

1. Chakra muladhara [chakra dasar].

Terletak pada titik antara kemaluan dan anus. Warnanya merah. Bentuknya seperti bunga teratai dengan empat daun bunga. Chakra muladhara merupakan pusat energi yang terkait erat dengan semangat untuk bertahan hidup [survival]. Bila chakra muladhara dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka seseorang cenderung akan penuh gairah hidup dan mengerjakan segala sesuatu [terutama kerja fisik] dengan penuh semangat dan motivasi. Sebaliknya bila chakra muladhara dalam kondisi kacau, energi-nya tersumbat, kecil [tidak mekar] dan berputar dengan lambat, maka seseorang cenderung akan hidup dengan malas, tanpa semangat dan mudah putus asa. Efek paling buruk dari dinamika chakra ini yang tidak berjalan dengan baik adalah punya kecenderungan bunuh diri.

2. Chakra svadishthana [chakra seks].

Terletak pada titik tepat diatas kemaluan. Warnanya oranye. Bentuknya seperti bunga teratai dengan enam daun bunga. Chakra svadishthana merupakan pusat energi yang terkait erat dengan kreatifitas penciptaan, reproduksi dan aktifitas seksual. Bila chakra svadishthana dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka seseorang cenderung akan penuh kreatifitas dan ide, mudah berpikir positif, percaya diri serta nafsu seks-nya sangat terkendali. Sebaliknya bila chakra svadishthana dalam kondisi kacau, energi-nya tersumbat, kecil [tidak mekar] dan berputar dengan lambat, maka seseorang akan cenderung kurang kreatif, tidak pedulian, kasar, mudah berpikir negatif, kurang percaya diri dan sulit mengendalikan nafsu seks.

3. Chakra manipura [chakra pusar].

Terletak pada pusar. Warnanya kuning. Bentuknya seperti bunga teratai dengan sepuluh daun bunga.
Chakra manipura merupakan pusat energi yang terkait erat dengan beberapa bentuk emosi dan perasaan. Chakra manipura yang dalam kondisi kacau, energi-nya tersumbat, kecil [tidak mekar] dan berputar dengan lambat, ditandai dengan munculnya salah satu atau beberapa bentuk emosi dan perasaan berikut ini, yaitu : iri hati, marah, benci, tidak puas, kemurungan [sedih, muram], rasa takut dan rasa malu. Seseorang yang memiliki chakra manipura yang terus stabil dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka dia dengan mudah dapat mengatasi setiap munculnya salah satu atau beberapa bentuk emosi dan perasaan tersebut. Tetap merasa riang, tenang, puas, nyaman dan percaya diri.

4. Chakra anahata [chakra jantung].

Terletak pada titik di tengah dada. Warnanya hijau. Bentuknya seperti bunga teratai dengan duabelas daun bunga. Chakra anahata merupakan pusat energi yang terkait erat dengan seluruh perasaan halus [rasa simpati, rasa cinta dan welas asih]. Perhatikan misalnya ketika kita sedang jatuh cinta atau merasa simpati [kasihan] kepada seseorang, pastilah ada terasa di dada sebagai ciri dari dinamika chakra ini. Bila cakra anahata dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka seseorang cenderung akan punya sifat penuh welas asih, kebaikan tanpa syarat, mudah simpati dan berempati. Sebaliknya bila chakra anahata dalam kondisi kacau, energi-nya tersumbat, kecil [tidak mekar] dan berputar dengan lambat, maka seseorang akan cenderung punya sifat mementingkan diri sendiri [egois], sombong, fanatik, serakah, munafik dan sering resah-gelisah.

5. Chakra visuddha [chakra tenggorokan].

Terletak pada titik tengah di bawah leher. Warnanya biru. Bentuknya seperti bunga teratai dengan enam belas daun bunga. Chakra visuddha merupakan pusat energi yang terkait erat dengan pemahaman mengenai keterkaitan antar-hubungan satu hal dengan hal lainnya, hubungan antar manusia dan komunikasi. Bila chakra visuddha dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka seseorang akan memiliki pengertian yang mendalam mengenai keterkaitan hubungan berbagai hal, hubungan antar sesama manusia dan kemampuan untuk berekspresi secara lisan [mengekspresikan seluruh isi hati dan pikiran dengan baik]. Ini dapat berakibat kepada keberhasilan hidup, kesejahteraan, banyak teman [disukai orang] dan pengembangan pengetahuan duniawi.

6. Chakra ajna [chakra mata ketiga].

Terletak pada titik di tengah dahi, sedikit diatas diantara titik tengah kedua alis. Warnanya ungu. Bentuknya seperti bunga teratai dengan dua daun bunga. Chakra ajna merupakan pusat energi yang terkait erat dengan limpahan pengetahuan duniawi dan pengetahuan spiritual. Bila chakra ajna dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka seseorang cenderung akan memiliki kecerdasan spiritual, intuisi benar yang kuat [anthra guru, berkomunikasi dengan kesadaran diri kita yang lebih tinggi], memberikan  kewaskitaan penglihatan [trineta atau mata ketiga, mata bathin] serta kekuatan-kekuatan supranatural lainnya.

7. Chakra sahasrara [chakra mahkota].

Terletak pada titik di tengah ubun-ubun. Warnanya lembayung senja. Bentuknya seperti bunga teratai dengan seribu daun bunga. Chakra sahasrara merupakan pusat energi yang terkait erat dengan rahasia alam semesta dan kesadaran kosmik. Bila chakra sahasrara seseorang mekar sempurna, maka dia akan mengalami kesadaran sempurna dan mengetahui banyak rahasia alam semesta. Dia juga dapat melakukan perjalanan astral dengan sangat mudah.

3. MANOMAYA KOSHA

Manomaya kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi pikiran biasa. Terdiri dari dua sub-lapisan, yaitu sukshma sarira dan karana sarira.

- Sukshma Sarira

Sukshma sarira wujud dasarnya mirip dengan kabut atau awan tanpa bentuk, dengan warna yang selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi pikiran kita sendiri. Orang yang biasa mengikuti hawa nafsu keinginan dan indriya, serta emosi negatif [marah, benci, iri hati, dll], sukshma sarira-nya cenderung kasar, tebal dan wujudnya tidak sempurna. Sebaiknya orang yang telah maju di dalam spiritualitas, bathinnya bersih, wujud sukshma sarira-nya lembut, cerah dan berpendar. Kalau ada diantara kita ada yang mata bathinnya terbuka untuk bisa melihat dimensi yang lebih halus, akan bisa melihat sukshma sarira ini sebagai apa yang sering disebut sebagai “aura” [walaupun sebenarnya yang dilihat adalah bagian dari wujud sukshma sarira].

Dalam literatur spiritual timur di dunia barat, sukshma sarira juga sering disebut sebagai “astral body” [badan astral], dimana hal ini cukup tepat, karena bagi seorang yogi yang siddhi, sukshma sarira-nya [astral body] bisa dia gunakan untuk bepergian ke segala tempat yang sangat jauh di berbagai dimensi alam [loka] dengan sadar, dengan wujudnya bisa diatur seperti badan fisiknya sendiri.

Karena aspek “astral body” [badan astral] itu juga oleh sebagian orang sukshma sarira juga sering dianggap sebagai sebagai “soul” [jiwa, roh]. Hal ini tentu sebenarnya tidak tepat, karena atma adalah kesadaran murni yang absolut yang dilapisi oleh berbagai lapisan-lapisan badan. Dan sukshma sarira hanya salah satu lapisan badan saja.

Aspek lain dari sukshma sarira adalah lapisan badan ini memiliki sifat interaktif dengan energi-energi yang datang dari luar. Sukshma sarira bila bersinggungan dengan energi-energi yang tidak baik dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan kita berpikir tidak jernih, mudah marah, buntu, nafsu tidak terkendali, cepat lelah atau bahkan kesurupan. Tapi juga berlaku sebaliknya, sukshma sarira dapat menarik energi-energi alam semesta yang baik yang bersifat menyucikan diri. Misalnya dengan kita mempraktekkan metode-metode yoga tertentu, dengan melukat atau ruwatan [media air] di mata air suci [beji atau pathirtan] yang memiliki vibrasi sangat baik, dengan menyatukan diri dengan alam, dsb-nya. Dengan cara demikian pikiran kita dapat dijernihkan dan dimurnikan.

Ketika bathin mulai bersih dan mulai menjauh dari sad ripu [enam kegelapan bathin], wujud sukshma sarira akan semakin lembut, semakin cerah dan semakin berpendar. Ketika sad ripu sudah banyak terkikis dari bathin kita lapisan badan ini akan sangat cerah.

- Karana Sarira

Karana sarira berbeda tapi sekaligus sama menjadi satu dengan sukshma sarira. Wujudnya bundar oval yang membungkus badan kita. Orang yang biasa mengikuti hawa nafsu keinginan dan indriya, serta emosi negatif [marah, benci, iri hati, dll], karana sarira-nya cenderung rusak dan sulit dikenali. Bentuknya samarsamar dan tidak sempurna, perlu konsentrasi khusus agar seorang siddha bisa melihat keseluruhan wujudnya. Sebaiknya orang yang telah maju di dalam spiritualitas, bathinnya bersih, karana sarira-nya tampak jelas dan pasti, dikelilingi warna cerah [cenderung putih terang, tapi tidak menyilaukan mata] yang indah dan penuh daya.

Aspek lain dari karana sarira adalah lapisan badan ini merupakan "gudang" tempat penyimpanan rekaman dan ingatan atau memory seluruh kehidupankehidupan kita dan karma-karma kita. Ketika bathin mulai bersih, terkendali dengan baik dan makin dekat dengan welas asih dan kebaikan yang tidak terbatas, wujud karana sarira akan semakin cerah dan sempurna. Ketika sifat-sifat mulia tersebut telah mekar berkembang maka lapisan badan ini akan sangat cerah.

4. VIJNANAMAYA KOSHA

Vijnanamaya Kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi pikiran yang halus dan sadar. Wujudnya berupa cahaya murni yang sangat luas, terang benderang dan maha-damai. Dalam lapisan badan ini mengalir pengetahuan tentang realitas keberadaan, kebijaksanaan sejati dan pengetahuan universal. Di lapisan badan ini tidak lagi ada pembatasan. Kita dapat merasakan secara luas dan mutlak kesadaran mahluk lain juga tercakup di dalam kesadaran kita sendiri. Sebab realitas-nya mahluk lain juga bagian dari diri kita [sarvam khalvidam brahman].

Sebagai manusia kalau bathin kita bersih, kita dapat terserap ke dalam kesadaran yang lebih luas di dalam diri kita sendiri, yaitu kesadaran lapisan badan vijnanamaya kosha ini, maka kita akan dapat berjumpa dengan apa yang disebut sebagai anthra guru [guru yang ada di dalam diri kita sendiri]. Anthra guru adalah “suara” dari dalam diri kita sendiri yang terkait dengan lapisan badan pikiran vijnanamaya kosha. Pada badan citta kosmik kita ini terdapat kesadaran dengan limpahan pengetahuan dinamika kehidupan, pengetahuan duniawi dan pengetahuan spiritual. Bila kesadaran kita berada pada vijnanamaya kosha, maka kita cenderung akan memiliki kecerdasan spiritual, intuisi dan firasat yang kuat, serta dapat mendengar suara “di dalam”.

Bagi yang tidak memahami adanya Panca Maya Kosha, ada yang menganggap kesadaran lapisan badan vijnanamaya kosha ini sebagai intuisi, kata hati atau suara hati. Dan memang demikian adanya. Lapisan badan vijnanamaya kosha ini adalah sumber dari intuisi, kata hati atau suara hati. Tapi juga perlu bersikap sangat berhati-hati menyangkut intuisi, kata hati atau suara hati ini. Karena intuisi, kata hati atau suara hati tidak selalu benar. Ini ada sebabnya. 

Analogi-nya seperti kolam, kalau airnya keruh, isi kolam tidak akan dapat terlihat dengan baik. Artinya kalau dalam keadaan bathin yang masih keruh mau mencoba mendengarkan intuisi, kata hati atau suara hati, kemungkinan salahnya tinggi. Sehingga bagi orang yang kolamnya bathinnya masih keruh, tidak disarankan untuk mendengarkan semua intuisi, kata hati atau suara hati, karena kolam bathin yang keruh itu menjadi penghalang yang menyebabkan terjadinya kekaburan di dalam mengakses vijnanamaya kosha atau anthra guru. Pada dasarnya semua mahluk dalam tingkat kesadaran manapun memiliki intuisi, kata hati atau suara hati, tapi ini tidak selalu benar tergantung dari kejernihan kolam bathinnya sendiri.

Kalau bathin kita bersih, barulah kita dapat terserap ke dalam kesadaran luas di dalam diri kita sendiri, yaitu kesadaran lapisan badan vijnanamaya kosha. Seperti para yogi yang bathinnya sudah sangat bersih, air kolam yang keruh itu sudah lama beliau endapkan kotorannya, sehingga airnya bersih dan jernih. Kalau bathin sudah sejernih itu, intuisi, kata hati atau suara hati, atau tepatnya disebut anthra guru, akses kepada kesadaran lapisan badan vijnanamaya kosha, baru bisa bersih sekali dan akurat. Dalam Atharva Veda, kejernihan intuisi terkait kemampuan akses yang sempurna pada kesadaran lapisan badan vijnanamaya kosha ini disebut rtam bhara prajna [Atharva Veda XX.115.1].

5. ANANDAMAYA KOSHA

Anandamaya Kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi alam semesta yang transenden. Tidak termanifestasi atau tidak berwujud, tapi ada. Kesadaran kosmik yang murni, abadi dan konstan laksana meditasi terusmenerus, serta luas tidak terbatas melingkupi seluruh penjuru ruang alam semesta dan para mahluk. Kesadaran seperti ini disebut juga chittakash. Tapi perlu diperhatikan bahwa anandamaya kosha ini tetaplah juga sebagai lapisan badan yang membungkus Atman [kesadaran murni]. Ketika lapisan badan ini pralina atau terurai [meninggal], maka disanalah Atman akan mengalami Moksha, atau penyatuan kosmik dengan keseluruhan keberadaan.

 Sumber: Buku Samsara, Perjalanan Sang Atma, Karya I Nyoman Kurniawan