KERANGKA DASAR AGAMA HINDU
1. Tatwa
2. Susila
3. Upacara
TATWA (Filsafat)
• Konsep pencarian kebenaran yang hakiki
• Tatwa dapat diserap pikiran dengan beberapa cara(Tri Pramana):
– Agama pramana : mempercayai ucapan- ucapan kitab suci, karena sering mendengar petuah- petuah dan ceritera para guru, Resi atau orang- orang suci lainnya
– Anumana pramana: perhitungan logis berdasarkan tanda- tanda atau gejala- gejala yang dapat diamati
– Pratyaksa pramana: mengamati langsung terhadap sesuatu obyek, sehingga tidak ada yang perlu diragukan tentang sesuatu itu selain hanya harus meyakini
• Tri Pramana à akal budi dan pengertian manusia dapat menerima kebenaran hakiki dalam tatwa, sehingga berkembang menjadi keyakinan dan kepercayaan
• Panca Sradha à dijalankan dengan Catur Marga
• Kesempurnaan batin, Jagaditha dan Moksa
SUSILA (Etika)
• "Su" dan "Sila". "Su" berarti baik, indah, harmonis. "Sila" berarti perilaku, tata laku
• Memegang peranan penting bagi tata kehidupan manusia sehari- hari
• Definisi: tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara sesama manusia dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci (Yadnya), keikhlasan dan kasih sayang
• Dalam penerapannya diamalkan dengan:
• Tri Kaya Parisudha
• Panca Yama dan Panca Niyama Brata
• Tri Mala
• Sad Ripu
• Catur Asrama
• Catur Purusa Artha
• Catur Warna
• Catur Guru
YADNYA (Upacara)
1. Karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/ rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu
2. Memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus ikhlas) berupa apa yang dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi Wasa
3. Nilai – nilai Yadnya
• Rasa tulus ikhlas dan kesucian.
• Rasa bakti dan memuja (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara dan Bangsa
• Kemanusiaan.
4. Di dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing menurut tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra).
5. Di dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing menurut tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra).
FALSAFAH KEHIDUPAN
Serasi – Seimbang - Harmonis
Tiga Kerangka Dasar dan Falsafah
• Tiga kerangka dasar adalah dasar untuk mencapai tujuan hidup: jagaditha dan moksa
• Kebahagiaan hidup manusia akan tercapai apabila dapat dikembangkan hubungan yang selaras/harmonis, serasi dan seimbang
• Diterapkan sebagai individu atau warga negara dalam menjalankan kehidupan sehari - hari
DEFINISI
• Selaras = Keadaan yang menggambarkan suasana yang tertib, teratur, aman dan damai, sehingga akan timbul ketentraman lahir batin.
• Serasi = Keadaan yang menggambarkan kesesuaian antara unsur dalam suatu hubungan yang menimbulkan kesatuan yang utuh.
• Seimbang = Keadaan yang menggambarkan hubungan yang sesuai dengan sepatutnya dalam melaksanakan hak dan kewajiban.
APLIKASI
• Selaras = Keadaan yang menggambarkan suasana yang tertib, teratur, aman dan damai, sehingga akan timbul ketentraman lahir batin.
• Serasi = Keadaan yang menggambarkan kesesuaian antara unsur dalam suatu hubungan yang menimbulkan kesatuan yang utuh.
• Seimbang = Keadaan yang menggambarkan hubungan yang sesuai dengan sepatutnya dalam melaksanakan hak dan kewajiban.
0 Komentar