Postingan ini sudah beredar di Media Sosial Facebook, namun saya kembali mengangkat hal ini agar semua umat Hindu bisa membuka mata lebar-lebar agar kita sebagai umat minoritas tidak semakin tertindas dengan halal-hal busuk yang dilakukan pemerintah dalam usaha mengislamkan umat Hindu kita di Indonesia.. Silahkan rekan-rekan Sedharma membaca ini sampai tuntas. Postingan di bawah bersumber dari media terpercaya (wikileaks) yang sudah di translate dengan menggunakan Google translate.
1. (C) Ringkasan: Beberapa tokoh pemimpin Hindu Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) mengatakan kepada kami Hindu masyarakat mengalami diskriminasi meningkat di tangan seorang cepat Islamisasi masyarakat Indonesia Muslim dan pemerintah. Dalam sebuah diskusi 24 Januari, mereka mengklaim bahwa yang "Islamisasi negara" telah mengakibatkan 2006 Keputusan pemerintah tentang pembangunan tempat ibadah, yang dikenakan apa yang mereka anggap sebagai kondisi yang sulit untuk agama minoritas kelompok mencari untuk membangun tempat-tempat baru ibadah. Para pemimpin PHDI menyatakan bahwa umat Hindu di Jawa mencari pelayanan pemerintah, termasuk kelahiran dan pernikahan sertifikat, diskriminasi luas yang dihadapi. PHDI pemimpin mengatakan bahwa penderitaan umat Hindu mendapat sedikit perhatian sebagai masyarakat Hindu tidak memiliki dukungan internasional dasar dan sumber daya keuangan dinikmati oleh orang-orang Kristen. Akhir
Ringkasan.
2. (C) Pada tanggal 24 Januari Poloff mengadakan kunjungan pada beberapa pejabat dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) termasuk Ketua Agus Mantik, Direktur Internasional Komunikasi a.s. Kobalen, Ketua Urusan Harian Dibuat Erata, dan Kepala Sekretaris Gusti Widana. (Strictly Melindungi) Para PHDI menggambarkan dirinya sebagai sebuah pribadi yang didanai, non-politik, lembaga keagamaan yang "mewakili suara" dari Bahasa Indonesia Hindu dan isu-isu fatwa agama yang mengklaim secara luas dianut oleh masyarakat Hindu. Ketua Agus mengatakan Hindu di dekat Indonesia nomor sampai 10 juta, yang 3 juta tinggal di Bali. Sisanya tersebar secara luas seluruh nusantara, dengan konsentrasi di Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Sulawesi. Namun, pemimpin PHDI diklaim sensus Indonesia sengaja bawah dihitung Hindu penduduk untuk memperkuat mayoritas Muslim Indonesia.(Catatan: menurut data tahun 2004 dari Departemen Agama, Bahasa Indonesia Hindu berjumlah 3,6 juta).
3. (C) Agus mengatakan Bahasa Indonesia Hindu menghadapi "meningkatkan diskriminasi "dari seorang Muslim Bahasa Indonesia cepat Islamisasi masyarakat, termasuk dari anggota "yang disebut kelompok moderat Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, "serta dari pemerintah. Agus mengatakan kepada kami bahwa sementara tertinggi pejabat di pemerintah Indonesia dan organisasi-organisasi Muslim moderat berbicara bahasa "toleransi," sebagian untuk menentramkan pemerintah asing, pesan ini memang sengaja tidak dikirim ke tingkat akar rumput.
4. (C) Agus dan Kobalen dugaan bahwa penting manifestasi dari peningkatan Islamisasi adalah keputusan 2006 pada pembangunan tempat ibadah baru, yang mengambil efek pada bulan Maret tahun itu. (Catatan: Pada tahun 2006, Departemen Urusan Agama dan Home mengeluarkan keputusan bersama menetapkan bahwa membangun rumah ibadah baru membutuhkan petisi yang ditandatangani oleh 90 anggota jemaat dan setidaknya 60 anggota masyarakat lainnya. Permohonan kemudian harus disetujui oleh kantor-kantor lokal dari Departemen Urusan Agama dan Forum Komunikasi Kerukunan Agama (reftel)). Agus dan Kobalen membantah pernyataan pemerintah bahwa keputusan tersebut mencegah ketegangan antar-agama yang disebabkan oleh pendirian tempat ibadah yang tidak sah. Mereka menegaskan bahwa efek nyata keputusan adalah untuk membuatnya sangat sulit bagi non-Muslim untuk membangun tempat ibadah baru.
Mereka merasa Keputusan khusus dirugikan Hindu di Jawa dan Sumatera, secara luas tersebar minoritas yang merasa "sangat sulit" untuk mendapatkan tanda tangan 90 jemaat diperlukan. Agus dan Kobalen mencatat bahwa persyaratan untuk mendapatkan 60 komunitas tanda tangan berpose hambatan bahkan lebih dapat diatasi, dalam efek, itu berarti mendapatkan 60 tanda tangan Muslim. Kobalen mengatakan bahwa bahkan jika umat Hindu berhasil menegosiasikan penghalang ini, upaya mereka akan digagalkan di final "pos pemeriksaan," membutuhkan persetujuan dari kantor lokal dari Agama Negeri dan Komunikasi Forum Kerukunan Umat Beragama. Hampir semua pemimpin PHDI percaya pemerintah mengeluarkan Keputusan ini dalam menanggapi tuntutan oleh "kelompok Muslim."
5. (C) Untuk mendukung klaim mereka tentang dekrit, Agus dan Kobalen menunjuk Cengkareng kabupaten di Jawa dimana Hindu telah mencoba untuk membangun sebuah kuil sejak tahun 2003. Kobalen mengatakan bahwa setelah upaya lobi yang luas tahun lalu, Hindu memperoleh 90 tanda tangan yang diperlukan jemaat dan 60 tanda tangan masyarakat. Namun, untuk saat ini, lokal Agama kantor belum mengeluarkan izin untuk meningkatkan candi. Pemimpin PHDI tidak meramalkan resolusi ke masalah dan muncul mengundurkan diri bahwa candi tidak bisa dibangun di Cengkareng. (Catatan: pemimpin PHDI juga mengklaim bahwa Sikh di Jakarta telah dapat memperoleh izin untuk baru Candi meskipun mendapatkan tanda tangan diperlukan. Kami akan mengikuti dengan komunitas Sikh dan minoritas lainnya pada masalah.) Mereka juga mengatakan bahwa radikal Muslim dari Islam Front Pembela (FPI) telah menunjukkan di depan diusulkan kuil untuk mengintimidasi Hindu.
6. (C) Para pemimpin PHDI mengatakan indikator lain tumbuh Islamisasi meningkat pemerintah dan sosial diskriminasi yang dilaporkan oleh orang Hindu, khususnya di Jawa Timur. Para PHDI terus menerima rekening Mampu untuk mendapatkan akte kelahiran dan perkawinan Hindu, kartu identitas, dan pelayanan dasar pemerintah daerah. Akibatnya, orang Hindu banyak hanya mengidentifikasi diri sebagai Muslim di kartu identifikasi pemerintah untuk melarikan diri diskriminasi. Agus menegaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir banyak Muslim di Jawa Timur, dipengaruhi oleh pengkhotbah Islam lokal yang ditandai Hindu sebagai "penyembah berhala," telah memaksa Hindu mereka tetangga untuk menyatakan diri Muslim. Kobalen mengklaim bahwa pengkhotbah muslim bahkan setempat yang berafiliasi dengan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama berkhotbah intoleransi terhadap minoritas. Menurut dia, di beberapa distrik lokal seperti sebagai Banten dekat Jakarta, Muslim lantang telah selangkah lebih lanjut dan memaksa penulisan ulang kurikulum lokal untuk de-menekankan "masa lalu yang besar Hindu." di Indonesia
7. (C) pemimpin PHDI juga mengklaim penderitaan umat Hindu cenderung untuk diabaikan oleh pemerintah, media, dan diplomat sebagai Hindu tidak memiliki basis dukungan internasional. Mereka berpendapat bahwa Misionaris Kristen, sering yang berbasis di AS, telah digunakan disedekahkan keuangan mereka sangat besar untuk fokus sorotan pada diskriminasi terhadap orang Kristen Indonesia. Bahasa Indonesia Hindu memiliki jalan lain ke sumber daya tersebut. Kobalen mengatakan ia telah melakukan perjalanan ke India dan menjalin hubungan dengan nasionalis Pihak Hindu, tetapi upaya ini belum diterjemahkan ke dalam dukungan keuangan. Oleh karena itu, PHDI tengah menjajaki menekan ke dalam masyarakat Hindu kaya di Amerika Serikat.
8. (C) Para pemimpin PHDI menyimpulkan bahwa sampai sekarang Bali Hindu melarikan diri diskriminasi karena mayoritas mereka status dan pentingnya pulau itu sebagai daerah tujuan wisata. Mereka tidak berpikir bom Bali terkait dengan nya Hindu karakter. Namun, mereka menyatakan firasat bahwa berkendara menuju Islamisasi di Indonesia pasti akan berakhir sampai berdampak Bali.
Sumber: https://wikileaks.org/cable/2007/02/07JAKARTA268.html
0 Komentar