Peresmian Pura Agung Jagt Natha oleh Gubernur Kalsel H Rudi Arifin |
Peresmian tersebut pun dimulai dengan upara Agnihotra atau upacara persembahan atau pemujaan dengan media penyalaan api membuat suasana sakral. Dalam acara peresmian tersebut diksaksikan sejumlah pejabat Kalsel, seperti Gubernur Kalsel H Rudi Arifin, Danrem 101 Antasari, Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali I Gusti Alit Putra, Kepala Kanwil Kemenag Kalsel HM Tamrin, Pemimpin Umum Banjarmasin Post Group H (P) Rusdi Effendi AR, Pemimpin Redaksi Yusran Pare, Ketua FKUB Kalsel HM Fadhly Mansur, Sekretaris FKUB Kota Banjarmain H Irhamsyah Safari, Wakil Wali Kota Banjarmasin Iwan Ansyari dan ratusan umat Hindu dari Kalsel.
Selain pejabat juga terlihat ratusan umat Hindu memakai baju safari dan kebaya khas Bali. Saat pembukaan iring-iringan gamelan gong Bali menyambut kedatangan Gubernur Kalsel HM Rudi Arifin.
Tamu-tamu yang masuk diberi selendang warna kuning untuk dipakai sebagai simbol akan masuk ke tempat yang suci. Setelah Rudy Ariffin duduk, tamu dihibur oleh tarian penyambutan tamu yakni Tari Panyembrahma oleh sanggar. Ratusan tamu undangan pun tampak terpukau dengan tarian khas Bali tersebut.
Lirik mata, senyum, keceriaan dari setiap penari yang membawakan tarian ini membuat mata tamau seakan tak berkedip. Tarian Panyembrahma tampak sangat seirama dengan musik, atau gamelan, hentakan kaki, gemulai tangan, kelembutan jari jemari, gerakan tubuh serta goyangan pinggul dari para penari.
HM Rudy Ariffin, dalam sambutannya menyatakan, keberadaan Pura Agung Jagat Natha menunjukkan adanya kebersaman yang selalu dijunjung antara umat beragama di Kalsel. Menurut Rudy, satu bulan lalu dirinya meresmikan kantor Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Banjarmasin.
Umat GKI di Kalsel paling minim, justru yang besar itu di Kalbar, Kalteng dan Kaltim.
Dijelaskan Rudi, selama dua periode memimpin Kalsel atau hampir 10 tahun, dirinya belum pernah ada konflik etnis atau agama di provinsi ini. Ini menunjukkan toleransi antara umat beragama di Kalsel sangat tinggi. Dijelaskan Rudy, filosofi pemerintah adalah tidak memihak mayoritas atau minoritas.
Kendati demikian pemerintah itu berdiri di tengah-tengah semua agama dan memberikan rasa aman, ketenangan dan pengayoman. "Mari semua umat beragama di Kalsel bersatupadu untuk membangun Kalsel tercinta ini," paparnya.
0 Komentar